Rabu, 07 Oktober 2015

"Rewards" tak harus berupa barang

Taken From: female.kompas.com
Siapa disini kalo yang abis ujian atau rapotan dapet reward atau hadiah????
Baik dari babeh mamih atau dari ticer????


Biasanya dapet apose???
Dapet jodoh nggak??
Eh maap.
Ceritanya ini kan anak sekolah yak. Anak sekolah indak boleh patjar- patjaran. x)))

Anyway..
Tadi kita ngomongin tentang reward atau hadiah. Dari sudut pandang "Anak", memang diberi reward (berupa barang) atau  hadiah memang SANGAT menyenangkan. Tapi dari sudut padang "Guru" ataupun "Orangtua", membiasakan memberi barang setelah mereka ujian atau rapotan itu gak baik loh. Sesekali memang boleh lah. Tapi, jika terlalu sering, juga gak baik untuk mindset mereka. Apanya yang ga baik? Jika suatu saat mereka ga diberi "reward barang", mereka akan marah atau bahkan mengancam (terutama untuk anak yang bad-tempered) *pengalaman pribadi jadi ticer*

Kali ini, kita lihat dulu dari perspektif aku sebagai teacher. Terkadang aku memang memberi reward berupa barang. Tapi tetap, reward itu HARUS bermanfaat untuk mereka. Setidaknya memacu semangat mereka untuk belajar. Seperti satu buku dengan bersampul kertas dan plastik yang rapi atau berupa sticker dengan gambar serta tulisan berbahasa inggris (biar mereka sedikit berpikir maknanya).

Namun, ada beberapa reward yang tak berupa barang, namun mampu memacu semangat mereka belajar. Mampu membuat mereka lebih patuh kepada guru. Dan mampu membangun good rapport antara guru dan murid.
Emang ada???
Yuuuuuuk, intip lagi tulisan aku.

1. Menghafal Nama Siswa-Siswi
       Ilmu "Menghafal Nama Siswa" ini aku dapet ketika mata kuliah PPL1 dan Classroom Management di bangku kuliah dulu. Murid mana sih yang gak mau dihafal namanya oleh Gurunya?? Yaaa..mungkin ada yang namanya gak mau dihafal. Anak-anak "labil" biasanya yang gak mau dihafal dan gak berharap dihafal namanya oleh guru. 
Pertamanya sih aku gak percaya. Masak iya, ngafalin nama murid bisa bikin mereka seneng??
Dan ternyata emang bener. Ada sedikit ukiran senyuman ketika guru memanggil nama mereka tanpa melihat attendance list. Seperti ada rasa bangga gitu di wajah mereka ketika guru menyapa atau memanggil namanya secara spontan. Semacam ada penghargaan yang tak ternilai gitu di hati mereka. Reward juga kan ini??
Menghafalkan nama siswa siswi ini juga bisa dipakai untuk class controlling terutama untuk anak yang labil (bukan nakal ya. Karena tidak ada siswa yang nakal). Secara otomatis, anak labil yang namanya dihafal oleh guru, mampu menahan perilaku mereka di kelas. Di dalam pikiran mereka," duh, gak nakal dulu deh. Namaku uda dihafal. Bakal jadi inceran nih."


2. Memberi nilai berupa tulisan
Sebagai teacher, aku jarang sekali memberi mereka nilai angka (kecuali nilai UTS dan UAS). Aku lebih sering memberi mereka nilai berupa tulisan.
Excellent : Untuk yang Reviewnya tidak ada jawaban yang salah/ untuk yang mengerjakan Homework tepat waktu dan sesuai dengan instruksi.
Very Good: Untuk yang Reviewnya dengan jumlah jawaban salah 1 sampai 3/ untuk yang mengerjakan Homework tepat waktu meskipun ada beberapa kesalahan.
Good Enough: Untuk yang reviewnya dengan jumlah kesalahan 4-10/ untuk yang telat mengumpulkan Homework.
Bad: untuk yang reviewnya salah semua/ untuk yang tidak pernah mengumpulkan Homework. Aku jarang sekali menggunakan "Bad" karena terlalu menyakitkan untuk mereka. hehhehe. Semales-malesnya mereka, aku jarang banget memberi nilai "bad". Paling tidak Good enough, biar bisa memacu semangat mereka untuk aktivitas selanjutnya.
Penilaian semacam ini tidak terlalu menyakitkan loh untuk mereka ketimbang dengan nilai. Setidaknya, setiap aku memberi mereka nilai, beberapa dari mereka stelalu mengepalkan tangan dan berseru "Yes!!! Excellent! Yeaaaahhh!!!"
Reward juga kan ini??? ^^

3.  Speaking Class
Ini adalah kegiatan favorit aku untuk menghandle kelas dengan siswa yang sangat aktif. Ini adalah kegiatan favorite mereka juga. Kadang ketika mereka sudah selesai test atau ujian, mereka selalu bilang,
"Miss, asking friends lagi dong. Aku pingin yang kayak kemarin, yang topik mewawancarai teman."
Kegiatan ini menguntungkan di pihak guru ataupun murid. Di pihak murid, mereka seakan-akan diberi kebebasan dan penglaman untuk berbicara bahasa inggris. Di pihak guru, guru diberi kebebasan untuk membuat aktivitas sekreatif mungkin dan semenarik mungkin agar siswa mampu berbicara bahasa inggris tanpa mengucapkan Mother Tongue mereka. Bukankah ini juga termasuk Reward?? *versiku sih. hehhehe*


4. Playing Classroom Games
Ini juga kegiatan yang sering aku lakukan di semua kelas, baik di kelas aktif, sangat aktif ataupun kurang aktif. Aku biasanya menggunkana kegiatan yang membuat mereka berbaur dan kompak dengan teman sekelas (selain teman se-gengnya).
Classroom games yang biasa aku pakai itu "Last Letter in Group", "Guessing in Hot Seat", "Simple English Olimpiade" dan "Whispering".
Jenis permainan seperti itu bisa dilakukan dengan kelompok lebih dari 2 dan bisa masuk di semua topik pembelajaran. Bisa di modifikasi ataupun di mixed and match dengan aktivitas lain.
Aku biasanya memakai aktivitas ini beberapa hari sebelum anak- anak ujian atau tes dan setelah anak-anak ujian. Yaaaa, Reward-lah untuk usaha dan kerja keras mereka setelah berusaha mengerjakan soal-soal yang dibuat oleh gurunya. hehhehe


Nah, itu tadi sharing aku tentang pengalamanku mengajar. Gak seberapa expert memang. Tapi semoga bermanfaat yah. Aku gak bermaskut menggurui kok. Hanya berbagi pengalaman aja. hehhe.

Have a nice day!! ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thankiss for the comments ^^