Ketika ada teman yang posting begini, "Bismillah, semoga kuat puasa senin-kamisnya."
"Alhamdulillah, nikmatnya sepertiga malam."
"Alhamdulillah, sudah juz 10."
Apa yang ada dalam pikiran kita?
Ada yang pernah berpikir seperti ini tidak? "ih, sok alim. Ibadah aja dipamerin. Malaikat udah nyatet ibadah elu kali. Ga perlu lu pamerin juga di sosmed elu. Biar apa gitu coba apdet-apdet bgituan? Biar dikira sholeh-sholihah?"
Ada yang punya pikiran gitu? Sepertinya tidak. Semoga tidak ada yang pernah atau sampai hati berpikiran seperti itu.
Kala itu, apdetan salah satu teman saya cukup mengetuk hati saya. "tok..tok"..seperti itu suaranya.
Feeds dia yang saya mengerti, tentang "Cerdas main sosmed". Ketika ada yang "nyetatus" tentang ibadah, kudunya kita pegimaneeee??
Kudunya woles. Iyaa woles. Tepatnya sadar diri. Doi mengingatkan kita. Allah sudah mengingatkan kita melalui mereka. Allah mengingatkan kita ketika kita mulai lalai dan terbelenggu nikmatnya "dunia". Kudunya kita malu. Doi punya banyak waktu untuk bermanja dengan Sang Khalik. Kita? Kapan?
In my point of view, ketika ada teman yang nyetatus ibadah, mungkin itu salah satu cara mereka berdakwah. Berdakwah secara terang- terangan. Bukankah Rasulullah pun pernah melakukannya (Dakwah secara terang-terangan)? Itu cara mereka untuk berbagi ilmu, berbagi hidayah. Jangan keburu berburuk sangka. Karena hidayah, bisa Allah kirimkan dari siapa saja, kapan saja dan dengan cara apapun itu.
Sepertiga malam
Dibawah langit, 25 Mei 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Thankiss for the comments ^^