Akhir-akhir ini, aku sering membayangkan rasanya
menyandarkan pipiku di lengan suamiku kelak. Apakah rasanya sama kayak pas aku
nempelin pipi ke lengan mama ataupun ayah? Apakah sama nyamannya? Atau lebih
nyaman? Entahlah..
Yang jelas, aku hanya ingin menyandarkan pipiku dengan
suamiku kelak. Bukan dengan lelaki, pria ataupun cowok lain. Karena aku tahu,
suamiku kelak adalah pria yang paling pantas untukku. Gitu aja sih intinya. Hehhe.
Oh ya, dulu ketika awal kuliah, aku ingin menikah di usia 22
tahun. Hehhe. Namun seiring berjalannya waktu hingga mendekati usia 25 tahun
ini, aku merasa.. Allah lah yang mengatur jodohku. Dengan siapa, kapan, dimana
dan di usia berapa nanti sudah Allah yang mengatur tentang aku dan dia. Hanya rapalan do'a do’a yang bisa ku panjatkan agar aku segera bertemu dengannya di ikatan Halal.
Aku sebagai satu- satunya istrinya yang dia cintai. Dan dia
sebagai satu- satunya suamiku yang paling kucintai.
Kadang.. aku suka membayangkan beberapa hal yang ingin
kukatakan kepada jodohku alias suamiku kelak. Bukan pertanyaan apa kabar, sudah makan/belum, lagi
apa dan pertanyaan setara yang cukup membosankan.
Kira- kira seperti ini..
“Hai Suamiku,.
Kamu terlihat saat tampan. hehhe
Aku ingin meberitahumu sesuatu hal,
Ketika kelak aku menjadi istrimu, kamu perlu tahu beberapa
hal tentang aku.
Aku.. tipikal orang yang paling suka diberi perhatian dan
kasih sayang lebih oleh orang yang aku sayang. Disela- sela kesibukanmu mencari
nafkah dalam sehari semalam 24 jam, luangkanlah waktu untuk sekedar mengobrol
denganku. Waktu yang bukan sekedar sms atau chat lewat sosial media. Aku akan senang mendengarkan cerita tentang bos mu yang menyebalkan, rekan kerjamu yang naksir denganmu, partner kerja mu yang bawel secara langsung. Terkadang mungkin kamu cukup capek ketika sampai rumah. Tapi, luangkanlah waktumu untuk sekedar menghabiskan seporsi masakanku. Sehancur apapun itu rasanya, makanlah. Kupastikan makanan itu tak beracun. Mungkin hanya rasanya saja yang tidak pas di lidah. Dan ketika kau menghabiskannnya, terselip rasa bangga di hatiku. Dan seperti ada lecutan semangat untuk membuat masakan yang lebih enak lagi.
Aku mudah sekali menjadi wanita yang ceria, menyenangkan dan membuatmu tertawa geli dengan ceritaku. Aku mudah sekali mengubah suasana. Ketika aku dalam keadaan tidak baik, aku mudah sekali mengubahnya menjadi suasanya yang menyenangkan secara cepat. Prinsipku, aku tak boleh terlihat cemen ketika aku berhadapa dengan siapapun. Aku mudah sekali ceria meskipun sejam yang lalu aku cemberut padamu. Mungkin sepertinya kamu perlu bertanya kepada keluargaku, seberapa konyolnya aku di rumah. hehhe.
Namun, ada kalanya aku kesal atau marah.
Ketika aku marah atau kesal dengan kesibukanmu. Terkadang aku hanya diam. Kamu tahu, sebenarnya aku ingin sekali kamu menanyakan apa menyebabnya aku kesal, apa alasannya aku marah dan mendiamkanmu, apa alasan aku menjawab pertanyaanmu singkat- singkat. Peluklah aku, usaplah lembut rambutku dan kecuplah keningku. Biarkan aku bersandar sejenak dalam pelukanmu. Biarkan saja aku menangis sejadi-jadinya tanpa berkata satu katapun. Setelah aku lega, aku akan menceritakanya. Setelah itu mungkin aku akan berkata kalau aku lapar. hehhe. Aku gampang lapar kalau abis nangis.
Terkadang, ada hal- kenakan-kanakan yang ingin kulakukan bersamamu. Aku ingin kamu selalu memegang erat tanganku ketika kita berada di luar rumah, terutama ketika kamu sedang bersama teman-teman kerjamu. Mengobrollah asik dengan teman- temanmu, namun, jangan lepaskan genggaman tangganmu. Dengan begitu, aku merasa aman. Aman secara lahir dan batin.
Aku juga ingin kita mempunyai beberapa baju couple. hehhe. Norak sih memang. Tapi aku pingin aja gitu. Soalnya menurut aku romantis. Kamu tahu, sebelum aku menikah denganmu, tak satupun baju couple aku ingin beli. Karena aku ingin memakainya hanya dengan kamu. Baju kembaran yang aku punya yah cuma baju yang kembaran sama mbak. Dan aku tak pernah menyebutnya baju couple.
Suamiku, kamu perlu tahu kalau aku juga wanita yang manja. Yaps, semua orang banyak yang menganggapku workoholic, wanita mandiri atau semacamnya. Namun, ketika aku berhadapan denganmu, aku ingin sekali sering-sering nggandoli lenganmu. Apa yak. Ya semacam bergelayut dilenganmu sambil menceritakan hal-hal konyol di tempat kerjaku atau hal- hal apaun yang aku temui seharian penuh.
Suamiku..
ketika kelak aku melakukan kesalahan, janganlah kau membentakku. Aku cukup terbiasa untuk dibentak orang lain atau dimaki dengan kata- kata kasar. Tapi tidak denganmu karena aku tak pernah sanggup mendengarkannya. Jangan pula mendiamkanku. Karena itu cukup menyiksaku sedikit demi sedikit namun pasti. Ajaklah aku mengobrol berdua dengan senyum lembutmu, dengan pelukan hangatmu. Nasehatilah aku dengan perkataanmu yang lembut dan menenangkan. Aku akan mudah tersentuh dan mengerti.
Cukup banyak sepertinya yang ingin kukatakan padamu. Aku pun ingin belajar bersamamu tentang menjadi istri sholihah, meskipun saat ini term "sholihah" belum ada secuilpun dalam diriku.
Emmm.. Bagaimana jika kita bersama- sama ke toko buku. Kita hunting buku tentang pernikahan sakinah mawadah warohmah. Kita baca berdua. Oh ya, jangan lupa gengam tanganku ya.
Suamiku..
ketika kelak aku melakukan kesalahan, janganlah kau membentakku. Aku cukup terbiasa untuk dibentak orang lain atau dimaki dengan kata- kata kasar. Tapi tidak denganmu karena aku tak pernah sanggup mendengarkannya. Jangan pula mendiamkanku. Karena itu cukup menyiksaku sedikit demi sedikit namun pasti. Ajaklah aku mengobrol berdua dengan senyum lembutmu, dengan pelukan hangatmu. Nasehatilah aku dengan perkataanmu yang lembut dan menenangkan. Aku akan mudah tersentuh dan mengerti.
Cukup banyak sepertinya yang ingin kukatakan padamu. Aku pun ingin belajar bersamamu tentang menjadi istri sholihah, meskipun saat ini term "sholihah" belum ada secuilpun dalam diriku.
Emmm.. Bagaimana jika kita bersama- sama ke toko buku. Kita hunting buku tentang pernikahan sakinah mawadah warohmah. Kita baca berdua. Oh ya, jangan lupa gengam tanganku ya.
hihhihi.
yaps, gitu deh..
ceritanya lagi sok-sok-an romanja (romantis manja) gitchuuu.
Ah, jadi malu. x))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Thankiss for the comments ^^