Sabtu, 19 April 2014

Mitsaqah Ghalizah



Menyatukan pria dan wanita dalam ikatan sah disebut dengan??



Yaph.. Menikah.
Seumuran aku. Iya 23 tahun terutama wanita pasti menginginkan menikah dengan pasangannya. Bahkan uda banyak yang ngoyo minta pacarnya segera menikah dengannya. Salah satu alasan kenapa seperti itu? Great! Karena wanita tidak ingin tidak bisa produktif jika menikah lebih dari 25 tahun. Dan wanita tidak ingin terlihat lemah ketika sudah berkeluarga.

Teman- teman aku pun banyak yang Tanya aku. “Kamu kapan narget nikah sama dia. Harus di planning mulai dari sekarang loh. Kamu gak mau kan sia- sia sayangmu ke dia kalo ujung- ujungnya dia gak ada rencana buat serius sama kamu?”
Respon aku?? “Iya sih. Tapiii... “

Baiklah.. That’s theirs.
Berbeda dengan aku.
Dari saat itu aku pun mikir. Dan aku dapet jawabannya setelah aku wisuda.
Setelah merenung. Bertapa selama seperempat jam. Dan bertemu Son Goku  untuk mendapatkan wangsit....

Ini adalah apa yang aku pikir- pikir dengan sangat matang:

Menikah??? Aku pun masi belom pantas meminta dia untuk lebih serius tentang  kita. Iya.. tentang hubungan aku dan dia. Mau  dibawa ke jenjang serius ataupun sebaliknya. Jujur, akupun ingin dia menjadi pendampingku kelak. Hingga saat ini aku nyaman dan begitu nyamaaaan sekali dengan dia dan keluarganya. Namun, apakah saat ini aku uda pantas untuk ngoyo ke dia meminta hubungan yang lebih serius lagi? Aku rasa tidak. Bahkan akupun blum mampu berdiri di kakiku sendiri. Bahkan.. akupun belum mampu menghilangkan khawatirnya orangtuaku tentang pekerjaanku. Dan bahkan.. aku pun belum mampu membuat orang yang aku sayangi bangga terhadapku.

Yang terpenting sekarang bukan ngoyo minta hubungan sah. Tanya pada diri sendiri. Apakah sudah PANTAS diri ini meminta hal tersebut kepadanya? Pribadiku sendiri masi berbenah. Masi memantaskan diri untuk menjadi seorang wanita. Masi belajar memantaskan diri sebagai seorang istri dan ibu kelak.

Terlalu egois memikirkan diri sendiri. Aku rasa itu sangat tak patut. Bercermin dan memahami peran dia dalam keluarganya juga perlu dipahami dan dimengerti  dengan matang.
Yang aku bisa lakukan saat ini hanya memantaskan diri. Dengan caraku yang nyaman tak hanya aku tapi juga untuk dia. Semoga Allah selalu menjaga aku dan dia dan keluarga kami. Semoga aku mampu pantas menjadi pendamping hidupmu. Dan semoga Allah merindhoi kau dan aku dalam Mitsaqan Ghalizah. Amin.
Dan tanpa perlu kau tahu, aku begitu mencintaimu meski dalam diam, wahai kau yang begitu kucintai hingga saat ini.  :’)



*Edisi fina lagi so sweet*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thankiss for the comments ^^