Jumat, 23 Desember 2016

Khimar?

Kala itu,

Iseng saya mencoba apdet status di BBM "pingin pake khimar ih". Entah mungkin karena Allah memberi saya setitik cahaya ke saya yang notabenenya Stubborn sehingga saya bisa bisanya apdet seperti itu.

Entah mungkin Allah memberikan jalan lagi, salah satu teman saya ada yang merespon. Alhamdulillah. Dia berniat menjual khimarnya. Dan tanpa babibu, sayapun mengiyakan dan langsung borong 3 khimar. Untuk saya, kakak dan ibu.

Dan itu.. titik awal saya belajar apa itu hijrah. Dari Ibu dan dia..

Memakai rok, ataupun gamis dengan jilbab lebar yang pas diukuran saya ternyata membuat saya ketagihan. Cutting bagian belakang yang cukup panjang dan cutting bagian depan yang tidak terlalu panjang menjadi cutting khimar favorit saya. Cutting pinguin kalau kata kakak.

Semakin kesini, saya mencoba belajar sedikit untuk memakai segala hal yang simple. Memakai rok dan berkhimar. Semacam ada perasaan tenaaaaang yang merasuk di hati saya ketika saya berkhimar. Apalagi ketika kakak saya memberi tau tips memakai khimar yang tepat sehingga pas di wajah. Ehehe. Taulah yang lebih feminin siapa kan. ^^

Saya seperti terhipnotis. Terhipnotis segalanya. Mulut rasanya seperti perlahan menyesuaikan untuk berbicara lemah lembut. Rasanya sejuuuuk sekali ketika memakainya. Pikiran rasanya tenaaang sekali. Attitude pun seperti..HAP! Terjaga. Sekitar pun, lebih menghargai saya. (I already did it on and on and on. Ihihi. It works). I feel it again. Saya merasakan lagi hal ini. Sama seperti pertama kalinya saya berjilbab. Hanya saja..kali ini lebih ikhlas saja. Hehehe.

Mungkin saat ini, saya masih dalam proses belajar. Masih terkadang memakai pakaian yang gak bener.

Setidaknya..ketika bersama ibu, saya bisa sedikit melegakannya. Iya..ibu sudah lama ingin saya berkhimar dan memakai "pakaian yang nggenah" kalau kata ibu. Hehhehe.

Allah mengirimkan sahabat-sahabat terbaik untuk saya agar berhijrah seperti apa yang diinginkan ibu.

Terima kasih, Ammih. Selalu menjadi teman diskusi terbaik sampai saat ini. Semoga Allah selalu memberikan berlipat lipat pahala atas kebaikanmu.

Ibuku sayang.
Do'a kan saya nggih.
Agar bisa istiqomah segera.
Ingatkan saya terus ya bu, ketika saya mulai lalai.
^^

Senin, 19 Desember 2016

Knapa kok berjilbab?

Kenapa kok kamu berjilbab?

Pertanyaan yang sama dan berulang ulang diucapkan nak kanak bocah ataupun orang awam yang baru dekat dengan saya.

Entah kenapa berulang kali saya menjawab pertanyaan tersebut belum pernah sampai membuat mereka langsung paham. Mbulet wae polahe. Wkwkwkwk.

Well,..
Finally.. ta jawab nak kene wae yo. Ihihi

Knapa saya berjilbab? Yaaa karena sudah kewajiban saya sebagai seorang muslim. Jilbab adalah identitas saya sebagai seorang muslimah. Tanpa orang perlu nanya pun, pasti sudah tau agama saya apa ketika saya memakai jilbab. Ya ndak sih? ^^